Kita.

Hai.... Aku tidak tau harus memulai nya dari mana, yg ku tahu saat itu kamu yg memulai tentang aku dan kamu ini. Iya tentang aku dan kamu bukan tentang kita. Sampai sekarang kata "Kita" tidak pernah menjadi kenyataan untuk aku dan kamu. Seolah-olah kata "Kita" itu adalah burung, eh bukan burung tapi anak burung. Calon sang ayah dari anak burung itu Aku dan calon sang ibu dari anak burung itu kamu. Ayah burung dan ibu burung tidak akan pernah mendapat anak burung. karena Apa ? ya karna mereka tidak tahu, mereka buta, mereka masih terlalu hijau. Mereka harus melihat dan tahu untuk mendapatkan sang anak burung, mereka harus menemukan biru.

Bagaimana cara nya menemukan biru ? Sampai sekarang Aku belum tahu, mungkin hanya waktu yg tahu. Atau Kamu sudah mengetahuinya tanpa sepengetahuan ku ?
Yang pasti waktu akan menjawab apakah Aku dan Kamu berjalan beriringan atau hanya Kamu yg berjalan dan aku hanya memastikan dari kejauhan kamu sampai ketempat tujuan, dengan sesorang selain Aku tentunya...
Kurasa yg kedua cocok untuk Aku dan Kamu, bukan nya Aku tidak memperjuangkan Kamu atau memperjuangkan "Kita", tetapi Aku sadar. Aku terlalu banyak kekurangan, bahkan mungkin kelebihan Kamu saja tidak bisa menutupi kekurangan ku. Bukan begitu nona ?

Tetapi sampai saat ini, Terimakasihku ucapkan kepada semesta yg telah mempertemukan Aku dan Kamu, Terimakasih Semesta. Kebetulan-kebetulan yg disengaja Tuhan.
Aku bahagia mengenal mu, aku bahagia bisa membuat mu tertawa, cemberut, kesal dengan ku. Selera musik, humor Kita, eh maksud nya Aku dan Kamu sama. Aku dan Kamu tertawa bersama-sama. Mentertawakan apa saja yg bisa Aku dan Kamu tertawakan.
Contoh kecil nya saat Kamu mengajarkan ku bahasa daerah, daerah dimana Kamu dilahirkan dan dibesarkan. Kamu mengucapkan satu dan aku mengikuti kata yg Kamu sebutkan dengan logat yg ku rasa sudah menyerupai logat kampung halaman mu itu, tetapi Kamu tertawa. Aku juga ikut tertawa "kamu lucu mengucapkan nya" begitu ucap mu kepada ku. Aku dan Kamu tertawa lagi.
Aku juga bahagia saat Kamu manja dengan ku, Menurutku Seolah-olah hanya Aku lah yg menjadi tempat sandaran yg nyaman untuk Kamu... Dan itu hanya menurutku bukan menurut Aku dan Kamu, Apalagi "Kita".

Kadang-kadang Aku pun bosan seperti ini, terjebak dipermainan sendiri. Entah kapan hati ini disatukan... Untung nya Kamu seolah-olah mengingatkan ku, iya mata kamu yg hampir setiap hari ku liat itu seolah-olah memberikan semangat, tangan mu seakan menggenggam erat.

Semoga saja suatu hari nanti, disaat tangan mu dipegang erat, pipimu memerah, bibir mu tersenyum tipis dan AKU yang ada disana. Maksud ku "KITA" sesungguhnya yg berada disana.

Aku akan berusaha... Semampuku.

Kalaupun pada akhirnya Aku hanya melihat Kamu berjalan dengan selain Aku. Aku hanya memastikan dari kejauhan Kamu berjalan beriringan sampai di tempat tujuan, Aku cukup Bangga dan Bahagia.