Bersama XL saya mempelajari Cinta

Saya pertama kali mempunyai hape sendiri saat kelas 1 SMA. Yang dibelikan oleh kedua orang tua saya. Karena sudah punya hape sendiri, artinya juga harus punya kartu sim sendiri. Awalnya saya bingung untuk memakai kartu sim apa atau jenis provider apa, saat itu saya bertanya kepada kakak kandung saya untuk meminta saran sekaligus uang.

“Kak aku bagusnya memakai provider apa ya?” Tanya ku kepada kakak yang lagi main hape

“Aku sih make XL, menurut ku lebih murah dek dari provider yang lain” Jawab kakak sambil mengacungkan kedua jempolnya

“Oh gitu ya kak, yaudah aku make XL juga” kataku juga ikut sambil mengacungkan kedua jempolnya kakak slank.

Akhirnya saya punya hape sendiri dan kartu provider sendiri.. Saya senang dan orang tua senang karena anaknya senang..

Tetapi pertanyaan pertama sejak mempunyai hape, buat apakah saya mempunyai hape? Buat gaya-gayaan doang? Atau buat (kalo bahasa sekarang “kekinian” karena kejadian itu dulu bukan kini maka) “Keduluan kah”? Ribet ya pfffft

Semenjak saya sudah memiliki hape, kegiatan bersama hape baru tidak terlalu banyak, paling dengerin musik, Sms an dengan teman-teman cowok buat ngebahas siapa duluan yang bisa nguasain dunia dan hal-hal yang tidak penting lainnya atau di sms oleh operator. Dan yang  paling ekstrim adalah miscallin hape nya memakai hape kakak cuma buat ngecek nada dering yang saya pasang, dan itu terjadi berkali-kali. HAHA Terasa kurangkan? Ya Benar, tidak ada wanitanya Heuheu

Setelah kurang lebih 1 minggu, masa-masa suram itu memiliki sedikit titik kecerahan, secerah matahari di waktu malam -_- saat itu saya sedang menyukai seorang cewek, teman kelas saya sendiri dan asal kalian tahu itu adalah calon pacar yang akan menjadi pacar saya saat memiliki hp sendiri.. Hehehe Sebut saja cewek itu Siti (Nama samaran)

Awalnya saat itu saya dan Siti hanya saling pandang, Saya memandang Siti sedangkan Siti memandang teman di belakang saya Hiks. Untungnya itu tidak terjadi, Kami benar-benar saling memandang hehe entah itu pandangan apa yang pasti saat itu kami saling pandang sambil tersenyum dan tertawa malu.

Saat itu saya belum berani untuk meminta langsug nomor hape Siti, saya pun meminta teman sebangku saya untuk meminta nomor hape Siti, cemen ya? Biarin. Namanya juga anak cupu yang ganteng :( Dan setelah teman saya memintakan nomor hape Siti untuk saya, Nomor hape ya, bukan nomor yang lain-lain. IYKWIM. Teman saya langsung menyerahkan kepada saya secarik kertas yang sudah bertuliskan beberapa angka di atasnya. Saya pun senang bukan kepalang karena beberapa hal :

1. Saya punya nomor hape Siti

2. Hape saya akan sedikit lebih berfungsi

3. Saya dan Siti sama-sama memakai provider XL

4. Saat itu adalah pelajaran kosong

5. Tulisan Siti bagus sebagus orangnya, FYI.

Tetapi saya sedikit sedih karena tidak tahu nomor yang lain-lain dari seorang Siti, lupakan.

Malam hari sejak mendapatkan nomor Siti, saya pun langsung memberanikan diri untuk nge-sms siti, entah sampai jam berapa kami sms an malam itu, seingat saya kurang lebih ratusan sms yang masuk dan yang saya kirim untuk satu nama, yaitu Siti. Benar-benar efisien untuk sms an menggunakan XL untuk orang yang sedang PDKT. Terimakasih teruntuk kakak yang sudah menyarankan menggunakan XL. Saya tidak menyesal karena uang saya tidak terkuras hanya untuk membeli pulsa.

Setelah beberapa hari atau minggu kemudian, saya menembak Siti. Dan diterima (pasti). Tetapi saya nembaknya cuman melalui sms. Tidak gentle memamg, yang pentingkan saya masih ganteng. Saya sangat bahagia saat itu? Gak percaya? Tanya saja dengan XL. Karena XL salah satu saksinya. Mulai saya dan Siti masih PDKT sampai sudah pacaran provider XL lah yang melancarkan komunikasi kami, kami berkomunikasi dari hape selalu menggunakan provider XL. Bahagia, sedih, berantem, dan lain-lain. XL lah yang selalu menenami.

Kurang lebih 3 tahun kemudian saya putus dengan siti dan XL kembali yang menjadi saksi bagaimana kata-kata terakhir kami putus. Sedih? Pasti, tapi itu menjadi pelajaran untuk ke depannya. Terimakasih XL sudah menemani saya untuk mempelajari Cinta. Termasuk mempelajari Friendzone, karena saya juga pernah mengalaminya. Hiks *Peluk guling, gulingnya Kakak Slank*

Alhamdulillah sekarang saya sudah duduk di bangku perkuliahan, teman-teman kampus saya banyak yang menjadi anak rantau alias jauh dari orang tua. Saran saya untuk XL, bagaimana kalau XL memberikan pelayanan untuk mahasiswa dan mahasiswi rantau, yang jauh dengan orang tua dan keluarganya. Layanan di akhir pekan atau akhir bulan. Karena pasti mereka saling merindukan maksud saya Sangat saling merindukan. Apalagi untuk mahasiswa yang sedang kehabisan uang bulanan pasti sangat merindukan orang tuanya *kemudian hening*

Sekian, Semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin