Setelah
15 menit, kurang lebih. Teman saya bertanya, "kok satu lagu itu yg di
putar berulang-ulang dari tadi?" "itu lagunya siapa?"
"Liriknya kayak menyihir." entah dia protes atau sebaliknya..
Memang
laptop saya hanya memutar lagu Payung Teduh berulang-ulang, karena saat itu
saya sedang menyukai lagu juga lirik lagu tersebut dan saya memang sudah
berniat disertai dengan bismillah sebelum menghidupkan laptop untuk memutar
lagu Kita adalah sisa-sisa
keikhlasan yang tidak di ikhlaskan, sampai laptop itu di matikan kembali...
Seperti inilah liriknya :
Kita tak semestinya berpijak diantara
Ragu yang tak terbatas
Seperti berdiri ditengah kehampaan
Mencoba untuk membuat pertemuan cinta
Ketika surya tenggelam
Bersama kisah yang terungkapkan
Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa
Atau mungkin kita tidak kunjung siap
Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari kehampaan ini
Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan dibawa kemana
Kita adalah sisa-sia keikhlasan
Yang tak diikhlaskan
Bertiup tak berarah
Berarah ke ketiadaan
Akankan bisa bertemu
Kelak didalam perjumpaan abadi
"Emangnya
ada apa?" tanya saya
"Liriknya
sangat puitis, terlalu sensitif buat orang yg baru putus" katanya
Saya
tidak kaget, karena teman saya memang suka ganti-ganti pacar..
"Kau
tahu sekarang musim hujan?"
"Iya
tau, karena kalo hujan saya sibuk mencari ember dan kawan-kawannya"
"Lagu
itu seakan menarik selimut untuk hati di dinginnya malam"
Sekarang,
saya benar-benar kaget apa yg teman saya katakan. apa memang karena baru putus
seperti itu? seakan-akan segalanya selalu tentang Hati..
"Emang
kenapa putus lagi?" Saya memberanikan bertanya
"Mungkin
karena Kami adalah sisa-sisa keikhlasan yang tidak diikhlaskan." Jawab teman saya
0 Komentar