Dia adalah Friendzoneku

Diluar kantin kampus hujan cukup deras, Lulu duduk sendirian di smoking area dengan bangku untuk orang berdua. Di depannya ada kopi hitam yang setengah di minum dan sebuah binder lengkap dengan pulpen berwarna hitam. Ngomong-ngomong soal hitam, itu adalah warna favorit Lulu hampir semua bajunya berwarna hitam dan bajunya hampir semuanya kaos. Karena Lulu memang tomboy dan pasti aneh seandainya nonton konser metal tidak memakai baju kaos, seperti berbusana menggunakan dress wanita kebanyakan, Lulu adalah seorang penyuka musik-musik keras. Lulu menyukainya karena sosok Ayah nya adalah seorang gitaris band metal.

Lulu memang selalu menonton konser metal bahkan setelah balik dari acara tersebut, Lulu sering mencari di pencarian Youtube penampilan band yang sudah Lulu datangi dan lihat live tersebut. Aneh, tapi begitulah kebiasaannya. Kebiasaan aneh Lulu lainnya, Lulu sering mengoleksi bola lampu yang sudah mati. Sejak SMP lulu mulai menyukainya.

Tiba-tiba hape di tas Lulu berbunyi. Lulu mengambil dan menjawab panggilan nya:

"kamu dimana?" Tanya orang yang menelpon

"masih di bumi"

"di kantin ya?"

"sudah tahu malah nelpon"

"aku kesana. Kepencet, maaf"

Tuuut, tut, tut. Telpon itu mati, sebelum pulsa Lulu habis. Padahal yang nelpon bukan Lulu jadi pulsa Lulu tidak akan habis, lupakan.

Yang nelpon Lulu adalah sahabat Lulu dari kecil, Andre. Orang yang selalu satu sekolah dari SD sampai sudah mau wisuda. Sebelum Andre datang mari sedikit membahas tentang kawan Lulu yang paling lama menghasbikan hari dengan Lulu.

Andre mempunyai rambut kribo, itu diturunkan dari Ayah nya yang seorang laki-laki, maksudnya laki-laki yang berambut kribo. Mata nya galak berwarna hitam saking hitam warna nya tidak putih.  Alis kanan nya sedikit terpotong, itu karena dulu saat kecil dia sedang  bermain dengan Lulu, Lulu menutup pitu mobil sedan Ayah nya yang berwarna hitam dan Andre tak sengaja ingin keluar, jadilah Andre menangis dengan darah yang berceceran di dahinya.

Wajah Andre tidak cukup ganteng untuk masuk Tv, tapi cukup manis untuk di jadikan cover yasin. Sama seperti hal nya Lulu, Lulu adalah satu-satunya teman Andre yang paling akrab dari kecil sampai sekarang, sampai mereka berdua belum bisa selfie memakai toga.

Andre adalah orang yang selalu  menemani Lulu menonton konser band-band metal, meskipun Andre sendiri tidak menyukai musik yang keras. Katanya, dulu kaka pertamanya meninggal saat pulang dari menonton konser metal, motor vespa berwarna biru keluaran tahun 95 hadiah dari sang kakek yang dikendarai kakanya ditabrak mobil yang ugal-ugalan dari belakang dan nyawa kakanya tidak bisa diselamatkan sebelum sampai dirumah sakit, saat itu andre masih berumur 11 bulan.

Andre  sendiri diceritakan ibunya saat umur 11 tahun itupun setelah Andre menanyakannya. Makanya Andre kurang menyukai musik yang disukai Lulu. Andre lebih memilih musik jazz menjadi pilihannya, cocok dengan rambut Andre yang kribo, bisa menyembunyikan penyanyi jazz di dalamnya. Begitulah akhir jawaban dari setiap orang yang bertanya mengapa dia menyukai musik jazz, kecuali Lulu. Akan selalu dijawab dengan Guyon garingnya.

Lulu dan Andre terlihat begitu berbeda dari semua aspek, mungkin kesamaan mereka hanya sama-sama berzodiak leo. Tetapi dengan perbedaan itu semua mereka selalu bisa menciptakan tawa. Seolah-olah seperti sepatu. Selalu bersama meskipun berbeda, kiri dan kanan.

Andre sudah berada di depan Lulu, dan tanpa sepatah katapun, Andre langsung menimun kopi kepunyaan Lulu yang belum di bayar.

"Kamu yang ngabisin, berarti yang bayar cuk" cuk adalah panggilan Lulu ke Andre, kadang-kadang kalo lagi kesal Lulu bisa memanggil Andre dengan sebutan jinx dan kawan-kawan. Hehe

"kamu yang bayar, nanti aku ganti" hehehe

"gitu aja terus dari semester 1 sampai sekarang, gitu aja terus sampai Tompi nyanyi metal"

"tidak ada yang tidak mungkin kan di dunia ini?" Kata Andre layaknya pesulap proffesional

"iya kecuali kamu bayar hutang, dan gosok gigi sambil siul, itu pun kalo kamu gosok gigi sih"

"hmm malam minggu nanti gak jadi aku temenin nonton konser ya?"

"eits, jangan cuk. Masa raisa sendirian"

"raisa matamu!"

“Eh urusan kampus sudah selesai?” Tanya Lulu

“Sudah, kamu?

“Iya” jawab Lulu

Hujan sudah mulai teduh, tandanya akan berakhir pula percakapan dua orang manusia  di kantin kampus siang itu. Mereka pun pulang setelah Andre membayar kopi dengan uang Lulu pastinya.

“Sebelum jalan, nih pakai jaket gua. Dijalan nanti kamu kedinginan, angin habis hujan biasanya dingin” Andre sambil melepaskan jaket dari tubuhnya

“Tumben?”

“Ya hitung-hitung ucapan terimakasih atas setengah gelas kopinya”

“Sogokan murahan”

“Biarin, Sogokan murahan, tetapi bisa ngangenin loh”

“Wuuuh, sini jaketnya”

Karena Lulu hanya memakai kaos warna hitam Lulu mengikhlaskan tubuhnya hari itu di selimuti jaket dengan wangi aroma khas Andre.

*
Ke esokan harinya Lulu malas-malasan bangun, karena Lulu sudah tidak ada kelas dan hanya menunggu wisuda. Bercerita sedikit tentang wisuda, wisuda bagi sebagian orang hanya acara yang membuat jalanan macet. Setidaknya bagi saya, mungkin karena saya masih semester 5. Hehe
Seseorang di luar kamar Lulu mengetok pintu.

“Apa iya Andre datang main sepagi ini, tapi kalo iya tidak mungkin dia ngetok pintu dulu” Ucap Lulu pelan dan malas

Seseorang di luar mengetok pintu Lulu yang berwana abu-abu kembali, kali ini terdengar lebih keras

“Iya, Iya. Sebentar” Lulu beranjak sambil berjalan kerah pintu

“Loh ayah, Ada apa yah?” “ Tumben pagi-pagi bangunin Lulu”

“Ayah mau bicara lu”

“Mau bicara kalo hari ini hari sabtu ya?” Hehehe

“Setelah lulu wisuda, kita pindah lu dan ini serius”

“Pindah maksudnya yah?”

“Jadi, Ayah pensiun dari band dan mau menghabiskan sisa hidup Ayah di London bersama ibumu”

“Ayah sudah balikan dengan Ibu?”

“Iya, makanya kita pindah dan tinggal disana”

Raut wajah Lulu terlihat gembira karena akhirnya Lulu bisa pergi ke luar negeri dan akan tinggal disana. Wajah gembira itu berubah menjadi sebaliknya setelah dia mengingat tentang sesuatu.
Tidak tentang Lulu yang ingin ke Zimbabwe Bukan ke London, bukan karena hal itu. Memori ingatan Lulu kembali ke masa kecil waktu lulu masih SD dari mobil yang Lulu tutup mengenai alis seseorang sampai jaket yang masih menggantung di pintu kamarnya, sejajar dengan poster band-band favoritnya.

Ya, Lulu sedang mengingat sahabatnya dari kecil. Otak Lulu memutar semua kejadian-kejadian bersama Andre.

"Bagaimana ya cerita sama Andre" ucap batin Lulu
Akankah Lulu sanggup berpisah dengan Andre. Hanya waktu yang akan menjawab pikiran dan perasaan Lulu saat itu.

*
Bunyi Vespa butut terdengar dari luar dan berhenti di depan rumah lulu, itu tandanya Andre sudah datang menjemputnya. Dan Lulu sudah berada di teras rumah menunggunya

“Tumben kamu sudah siap Lu?

“Hehehe lagi semangat soalnya”

“Biasanya aku bisa nungguin km sampai setengah jam”

“Soalnya, Air galon dirumah penuh, gak kosong”

“Hubungannya apa?”

“Gak ada” Hahaha “ Yuk cabut”

Anggota tubuh Lulu malam itu seperti Lulu yang biasanya, kecuali otak, hati dan pikirannya yang sedang  mecari cara agar bisa menceritakan apa yang sangat ingin Lulu ceritakan. Tetapi entah kenapa malam itu mulutnya seperti sudah di beri lem yang sangat kuat dan gembok untuk tidak menceritakan semuanya, semua cerita yang terjadi di pagi sabtunya.

Sampai kembali kerumah Lulu masih belum bisa menceritakan nya, Hanyalah ke anehan yang di dapatnya malam itu.

*
Hari selfie menggunakan toga akhirnya tiba, kali ini Lulu tidak pergi di bonceng Andre, melainkan bersama Ayahnya. Sebagaimana tradisi wisuda dari dulu. Wisuda adalah momen untuk membawa seluruh keluarga di rumah. Atau kalo ada pacar bisa membawanya untuk mendampingi berfoto dan fotonya akan diceritakan kepada keturunannya apabila berjodoh. Dalam beberapa kasus seseorang akan mencari pacar sebelum wisuda hanya untuk bisa berfoto berdua lawan jenis di ajang kelulusan itu.

Tidak dengan Andre, menurutnya sudah ada kedua orang tua dan Lulu yang akan menjadi partner di depan kamera. Toh Lulu juga belum punya pasangan. Hehe

"Ucap cirssssssss" fotografer memandu mereka

"Lagi" kali ini Ayahnya Lulu yang mengarahkan mereka untuk di foto di ponsel Lulu.
Lulu dan Andre berfoto layaknya orang wisuda, pas di foto mereka tidak bernafaa, bukan kah seperti orang berfoto saat wisuda, maksudnya semua orang waktu berfoto. Hehe

"eh akhirnya kita lulus juga ya" Andre membuka percakapan dengan Lulu

"iya nih, gak kerasa"

"kamu habis ini ngapain Lu, jadi sarjana pengangguran?" Haha

Lulu terdiam sejenak, pertanyaan Andre membuatnya teringat akan rencananya menetap di london selamanya.

"kok diem Lu?" Andre kembali bertanya

"Eh, iya habis ini aku.." Lulu sangat gugup, belum pernah Lulu segugup ini sebelumnya.

"Eh kalian disini toh, Ayah nyariin dari tadi" Ayah Lulu datang  menghampiri mereka berdua.

Lulu terselamatkan dengan kedatangan Ayahnya. Meskipun hanya untuk beberapa detik atau menit kedepan

"Nak Andre, kamu cari kerja atau mau lanjut S2?" Tanya Ayah Lulu

"Belum tahu om, tapi kayak nya sama seperti Lulu, soalnya kami kan dari kecil selalu sama-sama" hahaha

"Om sama Lulu mau ke London dan akan tinggal disana, di tempat Ibu nya Lulu"

"benar Lu?" Andre terkejut dengan apa yang dikatakan Ayahnya lulu

"iya ndre, maaf belum sempat cerita" Lulu yang dari tadi terdiam akhirnya berani bicara

"cieee, keluar negeri" kata Andre sambil menyembunyikan kesedihannya

Tiba-tiba Lulu memeluk Andre, sangat erat, dan airmata nya mulai menampakan wujud.

"Cuk, jaga diri baik-baik ya"

"Iya Lu, kamu juga."

"Suatu saat kita pasti akan bertemu lagi cuk"

"Semoga Lu, aku gak tau deh gimana nasib km kalo gak ada aku" Andre yang sudah sarjana mencoba menggembirakan suasana.

Ayah Lulu yang menyaksikan semacam adegan sinetron di depan nya, mencoba angkat bicara

"Ayok Lu pergi, nanti kita bisa ketinggalan pesawat" "Nak Andre jaga diri baik-baik ya, jaga Ayah-Ibu mu. Gak usah menyembunyikan penyanyi jazz lagi" hehehe

"Siap om" Andre hormat dengan mata yang berkaca-kaca. "maaf Lu nggak bisa nganter ke bandara, selamat tinggal semoga kita bisa bertemu lagi Lulu Xaviera Adnan

Untuk kedua kalinya Lulu memeluk Andre, mungkin itu adalah pelukan terakhirnya..

"Selamat jalan Andre, semoga kita bisa bertemu lagi" Lulu melepas pelukannya dan mulai pergi dari gedung tempat wisuda.

*
Di pesawat Lulu duduk di bagian tengah pesawat dan di dekat kaca. Disamping nya ada Ayahnya yang sedang tertidur..
Sambil melihat awan Lulu memgambil handphone dan headsetnya. Diputarnya lagu tulus berjudul sepatu..
Entah berapa kali Lulu selalu mengulang-ulang lagu tersebut, sampai Lulu tertidur..

"Lu bangun Lu" ayahnya membangunkan Lulu
Lulu perlahan membuka matanya, dan melihat sekelilingnya. Lulu kaget, terlihat jelas sekali dengan wajah nya. Lulu kembali mengucek matanya. Benar dan tidak salah, Lulu berada di kamar nya, ya kamar nya di indonesia.

"di ketuk-ketuk berapa kali dari luar kamu masih saja belum bangun, sedang bermimpi apa? sekarang sudah jam berapa?" "ayo Lu, hari inikan katamu perkuliahan terakhirmu di semester 5, mandi sana!" Kata Ayah nya

Lulu masih setengah sadar, ternyata semua adegan dari duduk di kantin kampus menunggu Andre dan huja sampai berada di pesawat hanyalah sebuah mimpi.

Lulu tertawa kecil sambil menuju kamar mandi.

“Mimpi yang terasa nyata” Ucapnya dalam hati

Di kampus, Lulu bertemu dengan Andre dan menceritakan semua mimpinya tadi malam, Andre memang teman baik Lulu. Saking baiknya Lulu akan menjadikan andre teman baik selamanya, meskipun Andre pernah menembaknya. Hehe bisa di bilang Andre adalah friendzone nya Lulu.
Andre hanya ketawa mendengar semua cerita Lulu.


"Hahaha nanti mimpi kamu akan ku jadikan cerita Lu " kata Andre yang masih tertawa
Previous
Next Post »
0 Komentar